Jangan Keliru, pengaduk mixer memiliki fungsi yang berbeda. Penggunaan yang salah bisa merusak motor mesin!
Mixer adonan dirancang dan diciptakan untuk membantu mengaduk adonan. Pada mulanya mixer hanya memiliki satu jenis pengaduk yaitu bentuk spiral atau pengaduk berbentuk whisk. Namun seiring dengan perkembangan jaman, produsen hand mixer mulai menyediakan hand mixer dengan dua jenis pengaduk yaitu whisk dan spiral.
Perkembangan mixer adonan tidak hanya berhenti sampai disana, para produsen mulai memikirkan kebutuhan pasar akan pengadukan dalam jumlah besar untuk para pengusaha. Akhirnya para produsen mixer mulai menciptakan mixer dengan ukuran besar dan menyediakan pengaduk tambahan yaitu pengaduk flat beater. Mixer dengan 3 buah pengaduk ini kemudian disebut dengan planetary mixer.
Seringkali kita punya pengalaman membeli mixer baru lalu kita mendapat pengaduk ada 2 (dua) sampai 3 (tiga) macam, tapi gak tahu fungsinya untuk apa aja? Alhasil kita hanya menggunakan satu jenis yang paling umum yaitu model whisk saja atau hanya model spiral saja, Adapula yang sudah memiliki mixer dengan dua buah pengaduk namun masih melakukan proses menguleni dengan menggunakan tangan. Lebih parahnya lagi, kita menggunakan pengaduk whisk untuk mengaduk berbagai macam adonan. Hal seperti ini tentunya akan merusak motor mixer, karena pengaduk yang berbeda akan mempengaruhi tingkat maksimal kecepatan pengadukan dikarenakan berat adonan yang diaduk.
Untuk produk planetary mixer biasanya tersedia 3 (tiga) buah pengaduk yang umum diperoleh dalam produk, yaitu pengaduk whisk, hook atau spiral, dan flat beater atau paddle. Ketiga pengaduk ini memiliki model dan fungsi yang berbeda-beda, yaitu:
1. Whisk
(Foto: Fomac)
Whisk, pengaduk yang satu ini sangat cocok digunakan untuk mengaduk bahan atau adonan seperti telur, gula dan margarin. Karena awalnya mesin mixer diciptakan untuk mengaduk adonan dan membuat adonan telur mengembang dengan sempurna, jenis pengaduk ini sangat umum ditemukan dan wajib ada di setiap produk mixer. Pada beberapa mixer mungkin whisk dapat berbentuk jaring hanya dengan 4 tali jaring, namun idealnya whisk biasa berbentuk jaring dengan banyak tali jaring.
Mengaduk dengan menggunakan whisk membuat adonan menjadi lebih mudah bercampur dengan udara. Sehingga pengaduk ini sangat cocok untuk adonan yang membutuhkan banyak udara dan cair. Penggunaan pengaduk ini bisa menggunakan speed paling tinggi untuk hasil kocokan maksimal dan mengembang sempurna.
2. Hook atau Spiral
(Foto: Fomac)
Hook atau Spiral, pengaduk hook atau spiral adalah pengaduk yang berbentuk seperti spiral. Pengaduk ini biasa digunakan untuk mengaduk adonan yang lebih berat dan butuh waktu istirahat seperti adonan untuk roti, donat, pizza, dan lain-lain. Mengaduk dengan menggunakan pengaduk spiral hanya diperbolehkan menggunakan speed rendah.
Pengaduk ini mampu mengaduk adonan dengan kapasitas paling sedikit air dibanding dengan pengaduk lainnya, namun sebaiknya tetap mempertimbangkan tingkat kelembaban adonan yang akan kita aduk, karena semakin sedikit kadar air dan semakin liat adonan, motor mixer akan bekerja lebih keras.
Penggunaan pengaduk hook atau spiral dalam kecepatan tinggi dapat menyebabkan mesin cepat rusak dan membuat gear cepat aus bagi mesin yang menggunakan teknologi gear.
3. Paddle atau Flat Beater
(Foto: Fomac)
Paddle atau Flat Beater, pengaduk ini berbentuk datar. Biasanya digunakan untuk frosting cake, mengocok mentega dan gula dan pembuatan krim. Bisa juga digunakan untuk mengaduk adonan mashed potato, keju, atau adonan lembut lainnya.
Mengaduk dengan paddle biasanya bisa menggunakan speed sedang, pengaduk paddle merupakan pengaduk dengan tali besi paling padat dibanding dengan pengaduk lainnya, pengaduk ini berbentuk gepeng dan agak melebar sehingga bisa mengaduk adonan padat yang lunak dengan cepat dan rata.
Nah sekarang sudah tahu kan kegunaannya masing-masing, jadi jangan keliru lagi ya!
Untuk planetary mixer terbaik bisa kalian temukan disini: